Jakarta - Nasib lebih dari 70.000 pembeli tiket laga Manchester United kini dalam tanda tanya besar. Pernyataan panitia yang mengaku akan bertanggung jawab dianggap tak cukup jadi jaminan.
Pupus sudah asa untuk menyaksikan secara langsung Wayne Rooney cs berlaga di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Ledakan bom yang terjadi di Ritz Carlton, Jumat (17/7/2009) membuat rombongan "Setan Merah" membatalkan rencana lawatan ke Ibu kota.
Kekecewaan besar pastinya dirasakan fans The Red Devils dan pencinta sepakbola di tanah air. Namun setelah pembatalan tersebut, muncul masalah lain terkait nasib calon penonton yang sudah memesan tiket. Hingga sebelum terjadinya kasus pengeboman, tiket yang terjual mendekati 100%.
Pengembalian tiket yang sudah dipesan memang bisa jadi masalah yang sangat pelik. Ini bisa terjadi lantaran proses penjualan karcis untuk laga tersebut juga sangat rumit, yang kemudian sempat memunculkan kontroversi.
Calon penonton yang membeli tiket melalui operator selular "3" misalnya. Mereka harus lebih dulu membeli kartu perdana edisi khusus MU dan melakukan pengisian pulsa dengan jumlah tertentu, sebelum bisa mendapatkan bukti pembelian yang nantinya bisa ditukarkan dengan lembar tiket asli.
Tak salah kalau kemudian muncul pertanyaan, apakah calon penonton yang membeli melalui "3" akan mendapat pergantian atas tiket saja atau juga mendapat penggantian atas sejumlah pulsa dan kartu perdana yang "terpaksa" mereka beli.
Kerumitan serupa dipastikan dialami juga oleh calon penonton yang mendapatkan tiket melalui perusahaan rekanan MU yang lain seperti Bank Danamon dan AIG. Itu belum termasuk tiket yang dijual melalui Aviatour dan RajaKarcis.com yang punya sistematika berbeda-beda.
Kerugian yang tak kalah besar juga dialami mereka peserta polling Indonesia All Star yang digelar panitia melalui SMS premium. Padahal buat mereka yang beruntung dijanjikan hadiah yang sangat menggiurkan berupa tiket pertandingan VVIP plus transportasi serta menginap di Ritz-Carlton, tempat di mana skuad MU bermalam selama di Jakarta. Sebuah grand prize berupa dua buah mobil juga sudah dijanjikan panitia buat pengirim SMS yang beruntung.
Strategi jual-putus yang digunakan pihak panitia kepada agen-agen tiket memunculkan masalah lain yang tak kalah besar. Seperti diketahui, beberapa pihak sempat menjual tiket dengan banderol di atas harga normal.
Dalam kondisi seperti ini pihak panitia belum memberi kabar bagus buat publik yang sudah membeli tiket. Agum Gumelar sebagai ketua LOC menyebut kalau panitia akan bertanggung jawab terhadap pembatalan kedatangan MU. Namun, LOC sendiri belum bisa memberi jawaban terpenting saat ini: kapan?
"Jadi ya ditunggulah, dalam waktu dekat ini kami belum bisa memastikan kapan tiket akan di-refund," ungkap Koordinator Bidang Protokoler dan Acara LOC Max Boboy, Jumat (17/7/2009) malam WIB.
Publik yang kini telah membeli tiket kini pastinya berharap pihak panitia bisa meniru sikap promotor musik di tanah air. Beberapa waktu lalu saat penyanyi Rihanna membatalkan pertunjukannya di Jakarta, promotor mengganti 100% tiket yang sudah terlanjur di jual.
Meski penjualan tiket Manchester United melalui proses yang rumit, diharapkan calon penonton tak harus kembali dibuat pusing untuk mendapatkan haknya mendapat ganti uang atas tiket yang sudah dibeli.